Belajar Dari Munir Said Thalib
Munir adalah
seorang aktivis HAM yang sangat aktif, beliau memiliki sangat banyak prestasi
ataupun pencapaian semasa hidupnya. Beliau lahir pada tanggal 8 Desember 1965
dan wafat pada tanggal 7 September 2004. Sepak terjangnya dimulai dari bangku
perkuliahan, dimana beliau kuliah di Universitas Brawijaya. Saat berkuliah di
Universitas Brawijaya beliau sangat aktif dalam berorganisasi beliau pernah menjadi
Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Brawijaya pada tahun 1998,
Koordinator Wilayah IV Asosiasi Mahasiswa Hukum Indonesia pada tahun 1989,
anggota Forum Studi Mahasiswa untuk Pengembangan Berpikir Universitas Brawijaya pada tahun 1988, Sekretaris Dewan Perwakilan Mahasiswa
Hukum Universitas Brawijaya pada tahun 1988, Sekretaris Al-Irsyad cabang Malang
pada 1988, dan menjadi anggota Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI).
Meski munir meninggal pada umur yang masih cukup muda, lebih
tepatnya Munir meninggal pada umur 39 tahun. Tapi beliau telah karir dan
penghargaan yang cukup banyak. Berikut adalah rekam jejak karir dan penghargaan
yang beliau dapat:
Karier:
- Direktur Eksekutif Lembaga
Pemantau HAM Indonesia Imparsial
- Ketua Dewan Pengurus KONTRAS (2001)
- Koordinator Badan Pekerja
KONTRAS (16 April 1998-2001)[11]
- Wakil Ketua Dewan
Pengurus YLBHI (1998)
- Wakil Ketua Bidang Operasional
YLBHI (1997)
- Sekretaris Bidang Operasional
YLBHI (1996)
- Direktur LBH Semarang
(1996)
- Kepala Bidang Operasional LBH
Surabaya (1993-1995)
- Koordinator Divisi Perburuhan
dan Divisi Hak Sipil Politik LBH Surabaya (1992-1993)
- Ketua LBH Surabaya Pos Malang
- Relawan LBH Surabaya (1989)
- Ketua Senat Mahasiswa Fakultas
Hukum Universitas Brawijaya Malang 1988.
- Koordinator IV Asosiasi
Mahasiswa Hukum Indonesia 1989.
- Anggota Forum Studi Mahasiswa
untuk pengembangan berpikir, Unbraw 1988.
- Sekretaris Dewan Perwakilan
Mahasiswa Hukum Unbraw 1988.
- Sekretaris Al Irsyad cabang
Malang 1988.
- Anggota Himpunan Mahasiswa
Islam (HMI).
- Penasihat hukum warga Nipah,
Madura dalam kasus pembunuhan petani oleh militer 1993.
- Penasihat hukum sebelas buruh
PT Catur Putra Surya (CPS) Sidoarjo teman Marsinah yang diberhentikan
secara paksa kepada perusahaan dan pihak Kodim melalui hukum perdata.
- Penasihat hukum keluarga
Marsinah yang dianiaya terlebih dahulu sebelum dibunuh.
- Penasihat hukum Sri Bintang
Pamungkas (Ketua Umum PUDI) dalam kasus kriminalisasi dengan tuduhan
subversi dan gugatan tata usaha negara atas perkara pemecatan Sri Bintang
Pamungkas sebagai dosen di Universita Indonesia (1997).
- Penasihat hukum mahasiswa dan
petani di Pasuruan dalam kasus PT Chief Samsung, dengan tuduhan sebagai
otak kerusuhan (1995).
- Penasihat hukum Muhadi supir
yang dituduh melakukan penembakan terhadap petugas polisi di Madura, Jawa
Timur (1994).
- Kasus penghilangan secara paksa
24 korban aktivis korban dan mahasiswa 1997 dan 1998.
- Penasihat korban dan keluarga
korban kasus Tanjung Priok 1984, hingga 1998.
- Penasihat hukum korban dan
keluarga korban penembakan mahasiswa di Semanggi I (1998) dan Semanggi II
(1999).
- Penasihat hukum dan koordinator
advokasi kasus-kasus pelanggaran HAM berat di Aceh, Lampung, dan Papua
(ribuan kasus yang terrjadi akibat operasi militer).
- Anggota Komisi Penyelidik
Pelanggaran HAM Timor timur tahun 1999.
- Membongkar kasus penculikan
yang dilakukan oleh Danjen Kopassus Prabowo Subianto dengan Tim Mawarnya
yang berujung pencopotan Prabowo dan diadilinya personel Tim Mawar.
- Suardi Tasrif Award tahun 1998
dari Aliansi Jurnalistik Independen (AJI) untuk kategori organisasi yang
mengembangkan hak-hak informasi kepada masyarakat atas pelanggaran HAM.
- Serdadu Award (1998) dari
organisasi para seniman dan pemusik jalanan Jakarata, atas upayanya dalam
mempromosikan penegakan HAM.
- Yap Thiam Hien Award tahun 1998
sebuah penganugrahan paling bergengsi di bidang HAM di Indonesia.
- KontraS menjadi anggota dan
partisipan AFAD, sebuah jaringan kerja organisasi yang mengadvokasi kasus
orang hilang se Asia – Pacific
- Sebagai Leaders for the Millenium pilihan
Asia Week tahun 2000
- Man of The Year dari
Majalah Ummat tahun
1998.
- Seratus tokoh Indonesia Abad XX
dari majalah Forum Keadilan.
- Penganugerahan peniti emas
sebagai alumni berprestasi dari Universitas Brawijaya tahun 1999.
- The
Right Livelihood Award (alternative nobel
prizes) dari Swedia untuk pengembangan kontrol sipil atas militer dan
promosi HAM.
- An
Honourable Mention of the 2000 Unesco Madanjeet Singh Prize atas
usahanya mempromosikan toleransi dan anti kekerasan, Paris, November 2000
Penghargaan:
- Right Livelihood Award 2000,
Penghargaan pengabdian bidang kemajuan HAM dan kontrol sipil terhadap
militer (Swedia, 8 Desember 2000)
- Mandanjeet Singh Prize, UNESCO,
untuk kiprahnya mempromosikan Toleransi dan Anti-Kekerasan (2000)
- Salah satu Pemimpin Politik
Muda Asia pada Milenium Baru (Majalah Asiaweek, Oktober 1999)
- Man of The Year versi majalah
Ummat (1998).
- Suardi
Tasrif Awards, dari Aliansi Jurnalis Independen, (1998)
atas nama Kontras
- Serdadu Awards, dari Organisasi
Seniman dan Pengamen Jalanan Jakarta (1998)
- Yap Thiam Hien Award (1998)
- Satu dari seratus tokoh
Indonesia abad XX, majalah Forum Keadilan
Bukan
penghargaan yang membuat munir dikenal tapi banyaknya kasus yang berhasil
ditangani oleh beliau. Dibawah ini beberapa kasus yang pernah ditangi oleh
munir:
- Penasihat Hukum dan anggota Tim
Investigasi Kasus Fernando Araujo, dkk,
di Denpasar yang dituduh merencanakan pemberontakan melawan pemerintah
secara diam-diam untuk memisahkan Timor-Timur dari
Indonesia; 1992
- Penasihat Hukum Kasus Jose
Antonio De Jesus Das Neves (Samalarua) di Malang, dengan
tuduhan melawan pemerintah untuk memisahkan Timor Timur dari Indonesia;
1994
- Penasihat Hukum Kasus Marsinah dan
para buruh PT. CPS melawan KODAM V Brawijaya atas
tindak kekerasan dan pembunuhan Marsinah, aktivis buruh; 1994
- Penasihat Hukum
masyarakat Nipah,
Madura, dalam kasus permintaan pertanggungjawaban militer atas pembunuhan
tiga petani Nipah Madura, Jawa Timur; 1993
- Penasihat Hukum Sri Bintang Pamungkas (Ketua
Umum PUDI) dalam kasus
subversi dan perkara hukum Administrative Court (PTUN)
untuk pemecatannya sebagai dosen, Jakarta; 1997
- Penasihat Hukum Muchtar Pakpahan (Ketua
Umum SBSI) dalam kasus
subversi, Jakarta; 1997
- Penasihat Hukum Dita Indah Sari, Coen Husen Pontoh, Sholeh (Ketua PPBI dan
anggota PRD)
dalam kasus subversi, Surabaya;1996
- Penasihat Hukum mahasiswa dan
petani di Pasuruan dalam kasus perburuhan PT.
Chief Samsung; 1995
- Penasihat Hukum bagi 22 pekerja
PT. Maspion dalam
kasus pemogokan di Sidoarjo, Jawa Timur; 1993
- Penasihat Hukum DR. George Junus Aditjondro (Dosen Universitas Kristen Satyawacana,
Salatiga) dalam kasus penghinaan terhadap pemerintah, Yogyakarta; 1994
- Penasihat hukum Muhadi (seorang
sopir yang dituduh telah menembak polisi ketika terjadi bentrokan antara
polisi dengan anggota TNI AU) di Madura, Jawa Timur; 1994
- Penasihat Hukum dalam
kasus hilangnya 24 aktivis dan
mahasiswa di Jakarta; 1997-1998
- Penasihat Hukum dalam kasus
pembunuhan besar-besaran terhadap masyarakat sipil di Tanjung Priok 1984; sejak 1998
- Penasihat Hukum kasus
penembakan mahasiswa di Semanggi, Tragedi Semanggi I dan II; 1998-1999
- Anggota Komisi Penyelidikan
Pelanggaran HAM di Timor Timur; 1999
- Penggagas Komisi Perdamaian dan
Rekonsiliasi di Maluku
- Penasihat Hukum dan Koordinator
Advokat HAM dalam kasus-kasus di Aceh dan Papua (bersama KontraS)
Kematian beliau
adalah sebuah kehilangan besar bagi dunia, karna beliau adalah salah satu
aktivis yang sangat berani dalam membela kebenaran. Beliau tidak pernah
memandang siapa yang beliau bela, asalkan yang beliau bela benar beliau pasti
siap untuk membelanya.
“Mungkin
kalian tidak peduli dengan munir, tapi jika Munir masih hidup beliau pasti akan
peduli dengan kalian”
~Pandji
Pragiwaksono~
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Munir_Said_Thalib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar